Judul Proposal
Peningkatan Kompetensi Guru & Kepala Sekolah Jenjang TK Untuk Pengembangan Literasi, Numerasi, & Karakter Siswa Dengan Metode Teaching Mastery Framework, Leadership & Performance Management Terpadu Dalam Learning Management System Guru Inovatif
Regional Sasaran
Alamat Organisasi
Jalan Brigjen H. Hasan Basri Handil Bakti Ray V Handil Bakti, Alalak, Kab. Barito Kuala, Kalimantan Selatan.
Profil
Hasnur Centre merupakan organisasi yang didirikan oleh almarhum Haji Abdussamad Sulaiman HB di Banjarmasin dan diresmikan pada tanggal 21 April 2010. Yayasan ini didirikan sejalan dengan komitmen founder terhadap masyarakat Banjar dan terus berupaya untuk turut berpartisipasi dalam pembangunan Banua mandiri dan sejahtera. Pengembangan program dan kegiatan Yayasan Hasnur Centre terus dilaksanakan hingga saat ini dengan harapan dapat memberikan manfaat luas bagi masyarakat Banua sesuai dengan semangat yang dimiliki oleh Yayasan Hasnur Centre yakni “Bakti untuk Banua”.
Program kerja yang dijalankan dan dikembangkan Yayasan Hasnur Centre meliputi bidang sosial, keagamaan, kelembagaan, pendidikan, kepemudaan, pengembangan program. Secara khusus pada sektor pendidikan, Hasnur Centre menawarkan sebuah program untuk meningkatkan kompetensi pengajaran dan budaya belajar para guru serta siswa.
Kompetensi pengajaran yang dimaksud adalah Teaching Mastery Framework (TMF) yang bertujuan meningkatkan kualitas dan pengalaman pembelajaran para siswa yang berdampak pada peningkatan literasi, numerasi, serta pembangunan karakter siswa yang terlihat pada empat fase pembelajaran yaitu A-B-E-C (Affection-Behaviour-Engagement-Cognition).
Program tersebut kemudian dikemas menjadi proposal yang diajukan dalam Program Organisasi Penggerak yang diinisiasi oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Tujuan dari program ini adalah menciptakan budaya baru dalam lingkungan sekolah dimana setiap orang akan berusaha, baik secara mandiri maupun kolaborasi, untuk membangun capaian-capaian pendidikan yang secara umum dapat ditunjukkan dengan tingkatan numerasi, literasi dan karakter. Budaya baru ini juga perlu ditunjang dengan sebuah kebijakan dan sistem yang memungkinkan setiap guru dapat dipantau dengan adil, diberikan apresiasi dengan pantas, dan diberikan bimbingan bilamana perlu, sehingga perlahan budaya yang diinginkan dapat terwujud. Kebijakan dan sistem inilah yang disebut dengan Performance Management System.